Telaga Sarangan yang Penuh Kenangan

By Mayawa Gi - Oktober 05, 2016

Telaga Sarangan 
Tulisan tentang Telaga Sarangan ini sudah hampir satu tahun mengendap di draft blog ini. Mae gamang. Nulis ngga yaa... Dan ketika memutuskan untuk menuliskannya, Mae memutar otak sampai dipelintir-pelintir, bagian mana yang akan diceritakan dan bagian mana yang harus dilupakan. Huffhh!
Sejatinya, setiap perjalanan ke tempat wisata adalah untuk bersenang-senang. Kulakan bahagia! Tapi ada yang kurang dengan perjalanan ke Telaga Sarangan ini. Kenapa Mae? Kenapa? Kamu ngga bahagia pas ke sana? Ih, kepo, deh! :p

Mae bahagia kok. Selama satu hari penuh, lebih dari satu tahun yang lalu itu, Mae sangat bahagia. Travelmate-nya menyenangkan dan sabar banget dengan semua permintaan Mae. Tapi ada hal penting yang sulit untuk diceritakan. Bagaimana kalau bagian ini di-skip saja? Please...

Di Telaga Sarangan. kelihatan bahagia ga?
Perjalanan di mulai pagi-pagi sekali pada suatu hari libur nasional. Rencana awal Mae adalah ke Umbul Sidomukti. Yap, Mae udah lama pengen banget ke Umbul Sidomukti. Namun terjadilah negoisasi alot. Sang travelmate aras-arasan ke Umbul Sidomukti dengan alasan jalanannya jelek. Berulang kali mengajak ke Telaga Sarangan saja, tapi Mae tolak. 30 menit berlalu dan tidak ada yang mengalah. Mae pikir, bukankah keselamatan perjalanan tergantung pada dia? Kalau dia ga ikhlas ya gimana deh jadinya itu perjalanan.

Cuzz, akhirnya kami meluncur ke arah timur dari Solo. Telaga Sarangan menjadi tujuan. Ini kedua kalinya Mae melewati jalan berliku Cemoro sewu - Sarangan. Yang pertama dulu pas tugas kantor ke Madiun, pakai mobil. Nah, yang ini pakai motor pagi-pagi. DINGIN, braayy! Motor Mae pun bukan motor yang bagus. Terengah-engah menanjak jalan ini. Kecepatan cuma 20 km/jam. Kanan-kiri pepohonan. Ditambah dengan cerita-cerita tentang macan atau binatang buas yang sering tiba-tiba muncul, yang belakangan Mae baru sadar kalau itu semua bohong.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam, kami sampai di Telaga Sarangan. Entah lewat mana masuknya, Mae tiba-tiba sudah ada di dalam kawasan wisata. Setelah lewat gang-gang kecil.  Jadi, kami ngga bayar tiket masuk. Ya Tuhan, Maafkan Mae, Mae cuma diajak, Mae khilaf :(

Speed boat di Telaga Sarangan
Di sekeliling telaga banyak penjual makanan. Mae makan bakso di tepi telaga. Klo ga salah harganya sepuluh ribu. Kondisinya ramai sekali. Padahal menurut Mae, sebagai tempat wisata, Telaga Sarangan tidak terlalu istimewa. Bahkan, image dari lokasi ini kurang baik. Banyaknya villa di sekitar telaga membuat kesan "remang-remang". Ada seorang teman yang berkata, "Telaga Sarangan itu tempat orang selingkuh. Soalnya jauh biar ngga ketahuan." Duhh, miris!

Terletak di lereng Gunung Lawu, suhu di kawasan ini sejuk dan nyaman. Tapi Mae cepat bosan kalau cuma duduk menatap telaga. Hayuk atuh kita maenan speedboat :) Sayangnya untuk naik speedboat antri sekali, jadi Mae melanjutkan perjalanan mengitari Telaga dan menemukan plang penunjuk arah ke AIR TERJUN TIRTOSARI. Cuzz kami menuju ke air terjun yang masih satu kawasan dengan Telaga Sarangan ini. Ada apakah di air terjun ini?

Nantikan curhatan cerita selanjutnya ya! Jangan lupa bahagia :)





  • Share:
  • facebook

You Might Also Like

14 comments