Pengalaman Operasi Saluran Kencing

By Mayawa Gi - Juni 30, 2017

foto : istimewa
Suatu malam di tahun 2012, Mae ga bisa tidur. Rasanya perut bagian bawah ngga karuan. Terasa pengen buang air kecil, tapi yang keluar cuma setetes-setetes. Rasanya sakit sekali. Yang sakit adalah perut bagian bawah, bukan lubang buat buang air kecilnya. Mae ngga pernah mengalami masalah tentang BAK sebelumnya. Jadi ketika keesokan harinya, di kantor, Mae mendapati yang keluar dari lubang kencing adalah cairan berwarna merah, tidak kental, Mae sangat panik! Darah segar!



Pagi itu juga Mae langsung ke dokter spesialis urologi di sebuah rumah sakit ternama. Sendirian. Mae bertemu dokter yang sudah cukup berumur, terlihat senior sekali. Mae sangat percaya bahwa beliau akan memberikan yang terbaik untuk kesembuhan Mae. Dokter tersebut menyarankan Mae langsung opname saat itu juga. Mae tambah panik.

Karena beberapa alasan dan merasa butuh persiapan, Mae baru kembali ke RS tersebut sore harinya berdua Michael dan langsung daftar untuk rawat inap. Malam pertama menginap di RS tersebut keadaan Mae sudah membaik. Perut sudah tidak sakit. Pipis pun lancar. Mae merasa baik-baik saja.

Kemudian seorang perawat perempuan yang ramah datang dan menyampaikan beberapa persiapan yang harus Mae lakukan karena besok pagi-pagi Mae akan menjalani OPERASI. What??? Mae merasa baik-baik saja kenapa harus operasi?

"Loh, tadi pagi kan Mbak Maya sudah dijelaskan sama Pak Dokter klo harus operasi..." Kata perawat.
"Dokter bilang nanti dimasukin alat kayak kamera itu buat lihat apa ada penyakit di dalam saluran kemih atau ngga, mbaa.. bukan operasi," bantahku.
"Iya mba... itu endoscopy. Termasuk operasi kecil. Kameranya masuk ke lubang kencing, ngga disayat. Tapi tetap nanti dibius," Mbak Perawat menjelaskan.

Mae ga mau. Mae ga mau. Tanpa sepengetahuan Mae, Michael udah tandatangan persetujuan untuk operasi. Michael rayu Mae biar mau. Michael sangat sayang sama Mae, dia ga mau Mae sakit, dia pengen Mae segera sehat kembali. Mae merasa seperti anak kecil yang ketakutan kemudian dirayu untuk mau melakukan operasi.

Lalu Mae minta untuk bicara langsung sama Dokter spesialis urologi tersebut. Berhubung Dokter yang Mae temui tadi pagi tidak ada, seorang dokter lainnya - yang masih muda dan ganteng- menemui Mae. Dokter muda ini memberikan penjelasan panjang lebar. Ngalor-ngidul.

"Tadi siang saya masih kerja. Saya juga masih bisa pipis. Saya baik-baik aja. Kenapa besok pagi saya harus langsung dioperasi?" Mae membantah dokter.
"Tapi tadi pagi kan Mbak Maya pipisnya campur darah, jadi kita harus lihat ada penyakit atau tidak untuk menegakan diagnosa," kata dokter.
"Ngga harus besok pagi kan? Saya mau mikir-mikir dulu dokter. Untuk menegakan diagnosa kan ngga harus langsung operasi, bisa USG dulu atau test darah, atau apalah..." Mae ngeyel.
"Tapi kalau ditunda, luka di dalam yang menyebabkan keluar darah itu sudah sembuh dan kita ngga bisa cek lagi masalahnya dimana. Ini mumpung masih baru, belum parah, jadi bisa endoscopy... Kalau mbak tunda-tunda, nanti harus dibedah pakai pisau. Lukanya lebih besar dan resikonya lebih tinggi," Dokter menjelaskan.

Dan Mae tetap bergeming. Ga Mau Operasi. Dokter muda itu pun pergi.

Lalu perawat datang kembali dan bilang bahwa Mae sebaiknya melakukan persiapan saja untuk operasi besok. Masalah besok jadi operasi atau tidak, gpp. Besok Dokter yang senior mau berbicara langsung sama Mae. Baiklah, Mae menurut.


Menjalani Operasi Endoscopy


Sekitar jam 4 pagi. Dokter senior mengunjungi Mae. Menjelaskan dengan sangat baik, sugestif, seperti ada sentuhan hipnotisnya, mungkin ini perasaan Mae saja. Akhirnya Mae mau menjalani endoscopy pagi itu.

Sebelumnya operasi, Mae sudah menegaskan bahwa Mae cukup dibius lokal saja, Mae mau tetap sadar saat menjalani operasi, biar bisa melihat juga kondisi Mae di dalam seperti apa. Mae juga sudah menyampaikan bahwa Mae mau ditemani Michael selama operasi.

Yang terjadi sangat tidak sesuai harapan. Sangat jauh dari yang Mae perkirakan...

Tempat tidur Mae didorong memasuki ruang operasi. Michael tidak boleh ikut. Saat Mae tanyakan, petugas bilang kalau nanti Michael akan masuk saat semua sudah siap. Di dalam ruangan ada sekitar 5-6 orang. Kemudian Mae disuntik tulang belakang. Kata orang-orang, suntik tulang belakang itu sangat sakit. Sebelum disuntik pun Mae sudah diberitahu Dokter anestesi untuk tetap tenang dan jangan kaget. Jadi posisi Mae duduk membungkuk, memeluk lutut. Kemudian jarum yang cukup besar ditusukan ke tulang belakang, daerah sekitar pinggang.

Beberapa lama kemudian Mae tertidur...

Mae membuka mata. Mae sudah ada ruangan besar semacam bangsal. di kiri kanan Mae ada tempat tidur yang diisi pasien lain. Mungkin setelah operasi, mereka 'diletakkan' disini menunggu sampai sadar. Saat itu Mae masih mati rasa. Tidak bisa menggerakan bagian tubuh yang lain. hanya leher ke atas yang bisa bergerak.

Saat ada perawat yang mendekat, kalimat pertama yang Mae ucapkan adalah, "Suami saya mana?"

Tak lama kemudian, Mae bertemu Michael. Dia membelai kepala Mae. Ya, kami cuma berdua melalui ini. Tidak ada sanak saudara atau pun kerabat lain. Mae dipindahkan ke kamar perawatan.

Karena alasan biaya, sebelum operasi Mae di kamar kelas 2, tapi setelah operasi Mae pindah ke kelas 3. Kamar yang diisi beberapa pasien. Tempat tidur Mae dibawah jendela. Tidak ada AC, hanya kipas angin yang dimatikan. Kondisinya sangat panas.

Menjelang siang, efek obat bius mulai menghilang. Mae merasakan sakit yang luar biasa di perut bagian bawah. Selain itu, Mae juga stress mendapati kateter terpasang di tubuh Mae. Sahabat tau kateter itu apa? Browsing aja yaa.. serem klo dibayangin itu masuk ke tubuh kita. jadi Mae merasa sangat pengen pipis, tapi kan ada kateter terpasang, jadi harusnya air seni sudah langsung mengalir.

Siang sampai malam Mae menangis. Mae kecewa kenapa saat operasi Mae dibius total. Mae kecewa kenapa kenyataannya Michael tidak diperbolehkan menemani. Jadi Mae sama sekali ngga tau apa yang terjadi di ruang operasi. Apa yang dilakukan para dokter di tubuh Mae.

Kemudian, ada hal lucu-lucu pedih untuk diingat pas malamnya. Dokter muda ganteng yang kemarin itu datang ke kamar. Ada pasien lain yang baru masuk, bapak-bapak, sakit terkait urologi juga. Dokter muda itu marah-marah membentak pasien itu. Mae tau kalau dokter itu memang galak. Kemudian Michael menakut-nakuti Mae, "Kalau nangis nanti dokter galaknya dateng kesini loo.." seketika itu juga mae menghapus air mata dan berhenti menangis. Michael ketawa ngakak :(


Tidak Menerima Hak Pasien untuk Mendapat Penjelasan 


Penuh pertanyaan di kepala Mae. Mae ingin tahu apa yang terjadi di ruang operasi. Hasilnya bagaimana. Kenapa Mae harus pakai kateter, yang menurut info dari perawat, kateter itu baru akan dilepas seminggu kemudian. Mae shock! Membayangkan harus pakai kateter 24 jam selama 7 hari! *nangis kejer klo inget :(

Dokter urologi senior yang kharismatik dan ramah itu pun visit pada malam harinya. Tapi dia benar-benar berubah. Dia tidak menjelaskan apa-apa. Banyak pertanyaan Mae luncurkan dan jawaban dia cuma, "nanti saya jelaskan semuanya saat kontrol minggu depan." Bicara dan sikapnya pun tidak seramah sebelumnya. Tadinya Mae dan Michael menerka-nerka, apa karena ini kelas 3 sedangkan yang sebelumnya dia ramah itu kelas 2? Entahlah. Tapi dari keramahan perawat pun terasa juga.

Dari kantor Mae pun kaget. Tiba-tiba Mae mengabarkan kalau tidak bisa ngantor kurang lebih selama 2 minggu. Ini sangat diluar dugaan. Mae kira setelah operasi kecil itu ya paling cuma ijin 3 hari. Mae pun sama sekali tidak menduga harus 'dipasung' kateter selama seminggu. Mae kira Mae akan baik-baik saja dan dapat beraktifitas normal setelah operasi. Mengingat malam sebelumnya mae sangat baik-baik saja.

3 hari Mae dirawat di RS, Mae pulang ke rumah. Psikis Mae sangat hancur lebur menjalani hari-hari saat kateter terpasang. Menangis sepanjang hari. Mulai menyesal, tapi menghibur diri bahwa ini yang terbaik untuk kesehatan Mae jangka panjang. Michael menghibur, "Ini cuma seminggu. Ngga lama. Setelah ini kamu akan beraktifitas kayak biasa."

Hari yang ditunggu pun tiba. Mae sudah merasa kondisi Mae baik. Mae sudah haus akan penjelasan. Waktunya untuk kontrol ke dokter. Anehnya, dokter tersebut menyuruh Mae untuk kontrol ke tempat praktek pribadinya, bukan ke RS tempat Mae dioperasi. Alasannya, perawat di klinik pribadinya lebih kompeten untuk melepaskan kateter dan mengajari cara memasangnya.

Kenyataan yang Lebih Buruk dibandingkan Harus Operasi


Hari pertama kontrol ke klinik pribadi itu, kateter akhirnya dilepas. Tapi lagi-lagi Mae tidak dikasih penjelasan Mae sakit apa. Dokter bilang itu akan dijelaskan 3 hari kemudian, saat Mae kontrol ke dua. Ada sesuatu yang sangat penting yang akan disampaikan nanti saat kontrol berikutnya. Pada kontrol pertama ini, Mae dikasih resep obat maagh yang sangat mahal. Total yang Mae bayar untuk kontrol pertama ini sekitar 500rb. biaya dokter, admin, dll jauh lebih mahal dari RS.

Pada kontrol berikutnya, Mae merasa semakin sehat. Sehat seperti sebelum mimpi buruk ini dimulai. Lalu terjadi perbincangan sama Michael,

"Kita ke dokter lagi ga, Pi? udah sehat kok," kata Mae.
"Ya gpp, kan kita belum tau hasil operasinya. Nanti klo suruh beli obat yang mahal lagi ga usah," kata Michael.

Kami pun ke klinik pribadi dokter urologi itu dengan harapan dapat penjelasan yang memuaskan. Tapi mendengar penjelasan dokter itu Mae seperti di sambar petir, ini kutipannya :

"Jadi, saluran kencing itu seperti lubang yang elastis. Kemarin itu, kamu striktur urethakondisi dimana terdapat penyempitan pada saluran kencing (uretra) yang disebabkan peradangan atau masalah lain. Uretra membawa urin Anda keluar dari tubuh. Pada manusia, biasanya ini artinya uretra menyempit, aliran urin lemah. 

Yang dilakukan saat operasi kemarin itu adalah melebarkan uretha (dokter bilangnya 'didedel' kayak dedel jahitan baju gitu, huhuhu). Tapi saluran itu akan menyempit lagi. Makanya seminggu kemarin harus pakai kateter, untuk menahan dinding uretha agar tidak menyempit. 

Setelah operasi, uretha ini masih akan terus menyempit lagi. Bahkan dalam beberapa bulan bisa sampai menutup rapat, jadi tidak akan bisa kencing sama sekali. Kalau sudah begini operasi kemarin akan sia-sia. Kita harus operasi lagi dan tidak bisa endoscopy, harus dibedah manual."

Mae sangat sedih. Kenapa hal ini tidak disampaikan sebelumnya. Kalau tau begini, tentu Mae tidak akan menjalani operasi tersebut. Penjelasan berikutnya pun semakin membuat Mae stress.

"Untuk menghindari uretha menutup, kamu harus rutin memakai kateter sehari 2x selama satu bulan. Nanti kontrol lagi ke sini. Setelah itu pakai kateter 1x sehari selama seminggu, dilanjutnya dengan 3x seminggu. Nanti kalau sudah baik, boleh pakai kateter sebulan sekali."

Ya Tuhan! Total lebih dari satu tahun! Mae harus menjalani 'ritual' kateter. Membayangkannya pun Mae sangat takut. Tapi dokter tidak memberikan pilihan lain. Mae harus menjalaninya. Bahkan saat Michael bertanya kateternya seperti apa dan dampaknya gimana, Dokter tersebut malah membentak Michael dengan kasar. Sangat berbeda perangainya saat Mae bertemu dokter ini pertama kali.

Seperti apa 'ritual' kateter itu? Jadi setiap pagi dan sore hari, selama satu bulan, Mae harus memasukan selang kateter ke dalam lubang kencing sepanjang kurang lebih 10 cm, sampai ke saluran kandung kemih dan air seni keluar dari ujung kateter. Bagaimana rasanya? Perih banget. Tapi itu tidak seberapa, yang sangat menyiksa adalah perasaan ngeri, saat memasukan pelan-pelan selang itu. Sering kali baru ditengah jalan sudah ga kuat dan menariknya keluar lagi. Mae benar-benar ngga sanggup menjalaninya. Apalagi membayangkan ini harus dilakukan selama satu tahun.

Akhirnya Michael yang membantu Mae memasukan selang tersebut. Mae cukup memejamkan mata seraya terus berdoa. Menahan perih selama kurang lebih 5 menit. lalu selesai. Sehari dua kali.


Menelepon Mama di Kampung


Mae menangis sejadi-jadinya, menceritakan semuanya sama Mama. Mae ceritakan betapa Mae sangat kecewa, sangat sedih, merasa dijebak, dan benar-benar bingung harus bagaimana. Di satu sisi, Mae tidak kuat menjalani ritual kateter ini dan khawatir malah berdampak infeksi dan sakit lain yang lebih parah. Tapi di sisi lain, Mae masih percaya kata-kata dokter yang menyebutkan bahwa uretha bisa saja akan tertutup sama sekali dan kondisi akan lebih parah. Operasi dan semua penderitaan ini akan sia-sia.

Di ujung telepon, mama pun ikut menangis. Tapi inilah kata-katanya yang akhirnya jadi keputusanku,

"Maya... Yang ngasih penyakit itu Allah. Yang menyembuhkan juga Allah. Maya udah berusaha ke dokter, udah dioperasi, udah berusaha menjalani perintah dokter. Klo sekarang Maya merasa ga sanggup, ga usah dilanjutin aja. Berdoa saja sama Allah. Kalaupun Maya tetap menjalani itu, kalau Allah bilang kambuh ya pasti kambuh lagi. Tapi kalau Maya berdoa sama Allah, walaupun ngga pake kateter lagi, kalau Allah bilang sembuh ya pasti sembuh. Pakai kateter kan sehari dua kali, coba Maya ganti aja sama sholat tahajud setiap hari. Jadi bilang sama Allah, Maya ngga pake kateter tapi sholat tahajud setiap hari. Mudah-mudahan sembuh."

Mae ngga balik lagi untuk kontrol ke dokter tersebut. Mae sholat tahajud setiap hari. Menenangkan diri. Mendamaikan hati. Berusaha untuk ridho menjalani episode kelam ini. Sampai beberapa bulan, Mae merasakan semua lancar saja. Tidak seperti yang dikhawatirkan.


Cari second Opinion di Dokter Urologi Lain


Beberapa bulan berlalu, mungkin sudah berganti tahun. Mae masih penasaran sebenarnya apa yang terjadi dengan Mae. Tepatkah langkah Mae untuk operasi waktu itu. Mae pun ke dokter spesialis urologi di RS lain, yang cukup ternama juga. Dokter ini pun cukup senior. 

Berbincang dan curhat lama dengan dokter ini. Ini yang dikatakannya, "Waktu itu kamu masih bisa kencing kan? Kalau di'dedel' gini biasanya buat orang yang udah parah, kanker prostat ga bisa kencing sama sekali baru diginiin! Udah banyak kok pasien saya cerita, di dokter sana itu baru masuk hari pertama langsung operasi. Ngga cukup sekali dua kali, ada tuh pasien saya cerita sampai rumah dan mobil dijual semua buat operasi berkali-kali. Ngga sembuh-sembuh juga..."

Mae tersenyum kecut.

Ternyata bukan cuma Mae. Tanya sana-sini pun ternyata banyak yang mengalami kisah serupa. Oke kalau memang benar-benar yang sudah parah harus operasi ya wajar. Tapi untuk yang masih bisa ditolong dengan obat atau tindakan lain, operasi tidak perlu dilakukan.

Kalau dibilang menyesal, tentu Mae sangat menyesal. Air mata yang tumpah, darah yang menetes, rasa sakit yang mendera, dan uang belasan juta... seolah semua terbuang sia-sia. Ini pelajaran hidup yang sangat berharga. Salah satu episode terburuk dalam hidup Mae. Saat menulis ini pun Mae masih sempat meneteskan airmata. Belum sepenuhnya bisa ikhlas dan ridho.


Belajar dari Pengalaman


Mae telusuri kenapa bisa Mae sakit saat buang air kecil waktu itu. Ya, Mae salah. Saat itu sedang ada event besar di kantor. Mae sibuk luar biasa. Tak terasa Mae sering menahan buang air kecil. Karena kerjaan sangat numpuk, Mae pun sering ga sadar klo seharian ga minum air putih. Sering juga dari kantor pulang malam, jadi tidak ganti pakaian dalam seharian. Sepanjang hari cuma duduk menatap komputer. ga heran kalau akhirnya Mae bermasalah saat buang air kecil.

Kalau orang bilang ini anyang-anyangan. Ini untuk gejala ringan sih. Karena kalau sudah infeksi saluran kemih (ISK) itu rasanya udah wow. Sakiiitt. Jangan sampai terulang lagi deh sakit kayak gini. Untuk mencegahnya jelas harus banyak minum air putih dan jangan pernah menunda untuk buang air kecil. Menjaga kebersihan juga sangat penting untuk mencegah berkembang bakteri penyebab infeksi. Duduk kelamaan juga berpengaruh loo. Harus sempetin lah olah raga, walau cuma ringan-ringan aja gitu.

Ketika kita khilaf sampai akhirnya anyang-anyangan menyerang, sakit saat buang air kecil, dan air seni bercampur darah, jangan panik. Beneran! Jangan panik! Panik dan berpikir pendek telah mebuat Mae menyesal! Sahabat tersayang jangan panik, plisss....



Cari informasi yang valid tentang gejala sakit yang kita rasakan. Berikut ini Mae salin dari web uricran.co.id


ANYANG-ANYANGAN ATAU INFEKSI SALURAN KEMIH
Penyakit anyang-anyangan dapat diderita oleh pria maupun wanita, namun kenyataan yang ada penyakit anyang-anyangan ini lebih banyak di derita oleh wanita karena secara anatomi, jarak antara saluran kemih (uretra) ke saluran pembuangan air besar (BAB) lebih dekat, sehingga rentan mengalami gangguan di seputar saluran kemih.
Risiko seorang wanita terkena anyang-anyangan sepanjang hidupnya mencapai 50 persen. Kebanyakan perempuan juga berisiko mengidap kondisi ini berulang kali bahkan hingga bertahun-tahun.
Anyang-anyangan adalah salah satu indikasi dari penyakit infeksi saluran kemih. Disaat sedang buang air kecil, air yang harusnya keluar banyak namun saat mengalami anyang anyangan biasanya air yang keluar sedikit dan rasa yang muncul juga nyeri.
GEJALA ANYANG-ANYANGAN
Menurut dokter ahli urologi dr. I.B. Tatwa Yatindra, Sp.U., anyang-anyangan merupakan suatu gejala akibat berbagai masalah karena terjadi frekuensi berkemih menjadi lebih sering dari biasanya. Namun, volumenya sedikit-sedikit. “Gejala ini merupakan tanda telah terjadi sesuatu pada saluran kencing bagian bawah khususnya masalah  dalam penyimpanan air seni di kandung kencing,” jelasnya.
Penyebabnya paling banyak  infeksi saluran kemih. Selain ditandai anyang-anyangan, terkadang ada rasa perih dan panas saat kencing. Umumnya, terjadi karena sering menahan kencing.
Penyebab lain adalah, terlalu banyak minum yang berefek diuretik seperti alkohol, kopi, dan teh. Bisa juga karena kehamilan, cemas, otot detrusor tidak stabil, pembesaran prostat, hipertonisitas dasar panggul, interstitial cystitis, dan diverticulitis.
Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri menyerang bagian tertentu dari sistem saluran kemih yang terdiri atas ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu Infeksi saluran kemih bawah dan atas. Infeksi saluran kemih bawah merupakan infeksi yang terjadi pada uretra dan kandung kemih. Gejala dari kondisi ini meliputi rasa ingin selalu ingin buang air kecil, nyeri atau perih saat buang air kecil, warna urin yang keruh, dan bau urin yang menyengat. Sedangkan Infeksi saluran kemih atas merupakan infeksi yang terjadi pada ureter dan ginjal. Gejala dari kondisi ini meliputi nyeri pada bagian selangkangan, mual, dan demam.
Anyang-anyangan tidak selalu menimbulkan gejala yang spesifik. Namun kondisi berikut secara umum dapat menjadi tanda-tanda Anda bisa jadi mengalami anyang-anyangan:
  • Hasrat berlebih untuk buang air kecil.
  • Buang air kecil lebih sering, tapi dengan volume sedikit-sedikit.
  • Nyeri pada panggul jika terjadi pada wanita.
  • Jika terjadi pada pria, akan menimbulkan gejala nyeri pada anus.
  • Rasa perih ketika buang air kecil.
  • Urine berbau menyengat, lebih pekat, kadang-kadang mengandung darah.
  • Merasa lelah dan kurang sehat.
  • Demam
Selain itu, infeksi ini dibagi berdasarkan bagian sistem kemih mana yang terinfeksi sehingga mengakibatkan gejala-gejala yang berbeda, seperti:
  • Ginjal (pielonefritis akut): nyeri pada pinggang belakang atas, demam tinggi, mual, muntah.
  • Kandung kemih (sistitis): perasaan tidak nyaman pada perut bagian bawah, panggul terasa seperti ditekan, buang air kecil berulang kali dan terasa nyeri, serta adanya darah pada urine.
  • Saluran kencing (urethritis): kemaluan terasa perih saat buang air kecil. Penyebabnya sama, yaitu akibat menyebarnya bakteri sistem gastrointestinal dari anus ke saluran kemih.
Salah satu cara mengatasi Anyang-anyangan adalah dengan menggunakan ekstrak Cranberry, yang di dalamnya mengandung Proantocyanidin yang berfungsi untuk mencegah dan menangkap bakteri yang menempel pada saluran kemih.

Sekarang Mae udah tau, kalau gejala anyang-anyangan mulai menyerang, Mae udah langsung minum Prive Uricran aja. Prive uricran membantu mengatasi sakit saat buang air kecil karena mengandung buah cranberry. Buah ini mempunyai kadar vitamin C yang cukup tinggi. Selain itu kaya serat makanan, mineral dan flavonoid antosianidin, sianidin, peonidin, dan quercetin dan memiliki senyawa fitokimia, yaitu salah satu sumber anti oksidan polifenol sehingga buah cranberry sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan dapat mencegah penyakit yang berbahaya seperti kanker dan penyakit jantung.



Kisah ini tentu akan Mae kenang. Bukan untuk menyesal atau memupuk dendam, tapi ini pelajaran berharga dalam hidup Mae dan Michael. Kami harus tetap berpikir jernih dalam menghadapi masalah sekusut apapun. 

Semoga Mae dan Sahabat semua selalu sehat dan jangan lupa bahagia ya :)

  • Share:
  • facebook

You Might Also Like

28 comments