Cara membuat Business Lean Canvas (BLC) yang Sederhana

By Mayawa Gi - Agustus 31, 2017


Salah satu materi bisnis yang Mae dapat di Business Initiating Class (BIC #4) adalah tentang BLC, atau Business Lean Canvas. Model ini cukup populer di kalangan pengusaha. Yuk, kita kenalan apa itu BLC dan bagaimana cara membuat business lean canvas yang sederhana!

Business Model Canvas dipopulerkan oleh Alexander Osterwalder berdasarkan bukunya yang berjudul Business Model Generation. Pada Business Model Canvas, ada sembilan hal yang menggambarkan elemen utama dalam setiap bisnis.


Kesembilan elemen itu antara lain customer segment, value propotion, channel, customer relationship, revenue stream, key resource, key activities, key partners, dan cost.

Konsep sederhana ini sebenarnya memudahkan perusahaan untuk menganalisa dan memperbaiki masalah mereka. Akan tetapi, Alexander kerap menggunakan contoh-contoh perusahaan besar dalam menjelaskan Business Model Canvas. Sehingga, model canvas Alexander dianggap tidak sesuai dengan perusahaan rintisan alias startup.

Maka itu, konsep itu dimodifikasi ulang oleh Ash Maurya, yang akhirnya yang dikenal dengan konsep lean canvas.


KONSEP LEAN CANVAS


1.      Problem & Existing Alternative
Startup harus mengidentifikasi tiga masalah utama yang akan diselesaikan. Startup juga harus mengetahui selama ini, usaha apa yang dilakukan orang laun untuk memecah problem tersebut.

2.     Customer Segment & Early Adopter
Di sini, startup menuliskan siapa target market dari usaha yang dirintisnya. Dari target market yang sudah ditentukan itu, manakah yang masih tergolong pengguna baru (early adopter)

3.      Unique Value Proposition
Startup harus bisa menuliskan apa yang menjadi diferensiasinya dengan yang lain. Apa yang membuat mereka standing out dan apa masalah pertama yang akan diselesaikan dan untuk siapa solusi itu ditujukan.

4.       Solution
Berisi setidaknya tiga fitur dari produk berdasarkan masalah yang ingin diselesaikan.

5.      Channel
Kanal pemasaran produk dari startup tersebut, misalnya, melalui SEO, Blogs, website, Facebook Ads, iklan cetak, event, word of mouth, partnership, dan teman.

6.      Revenue Stream
Berisi bagaimana startup bekerja mencari uang. “Bukan dalam lima tahun, tapi lima bulan!,” ungkap Ray di depan generas muda Gorontalo yang hadir. Dan pada akhirnya, berapa pemasukan yang didapat dari seluruh revenue stream yang ada.

7.      Cost Structure
Startup sudah harus tahu pengeluaran yang akan terjadi, bukan dalam lima tahun, tapi tiap bulannya.

8.      Key Metrics
Berisi aktivitas-aktivitas mengenai performa startup Anda yang bisa diukur.

9.      Unfair Advantage
Mengenai apa yang dimiliki oleh startup itu, namun tidak ada di startup lain.

Sumber di sini.

  • Share:
  • facebook

You Might Also Like

0 comments