30 Detik yang Mengubah Hidup

By Mayawa Gi - September 20, 2018



Papa... Saat menulis ini, aku sedang begitu merindukanmu. Hampir genap 200 kali purnama kita tidak pernah bertatap muka lagi. 16 tahun telah berlalu sejak kepergianmu, putri kecilmu ini masih saja cengeng dan berkemauan keras seperti dulu. Seperti saat aku menangis berguling-guling di Parkiran Pasar Ciledug Tangerang, hanya karena minta dibelikan penjepit rambut. Lalu betisku terkena knalpot panas yang lukanya masih membekas sampai sekarang. Papa masih ingat, kan?

Maafkan aku ya, Pa. Mungkin aku termasuk anak yang tidak berbakti bagimu. Aku sudah dewasa sekarang. Aku baru mengerti betapa berat perjuangan Papa untuk menuruti semua permintaanku. Papa yang mengumpulkan uang 50-100 rupiah dari berjualan koran setiap hari, harus menghidupi Mama dan 6 orang kakakku yang lain. Sedangkan aku, Si Bungsu ini selalu saja minta belanja dan dibelikan apapun yang ku lihat di televisi.

Mainan, pakaian, cokelat, dan es krim yang aku lihat iklannya di televisi, selalu ingin aku dapatkan. Jika tidak dituruti, badan kecilku akan demam berhari-hari. Tempat makan favoritku ketika kecil adalah restoran waralaba terkenal yang menjual ayam goreng. Sedangkan kegiatan bermainku setiap akhir pekan adalah belanja di supermarket. Itu pun aku masih sering merengek minta diajak ke taman bermain paling hits saat itu, di Kawasan Ancol, Jakarta Utara.

Sungguh jika bisa memutar waktu, aku tidak akan membebanimu seperti itu, Pa. Apalah artinya selalu peringkat satu di sekolah, jika aku sering merepotkan orang tua? Namun, Papa adalah orang tua terbaik. Papa bukan terlalu memanjakanku seperti yang dikatakan banyak orang. Melainkan Papa sangat mengerti, akan menjadi apa aku ketika dewasa. Inilah aku sekarang, Pa. Aku ingin menceritakan pada Papa bahwa aku telah menuruti 3 nasehat yang sering Papa sampaikan kepadaku.

(ilustrasi : www.liputan6.com )

1. Meraih Mimpi dengan Bercita-cita Tinggi

Terlahir sebagai anak penjual koran. Sejak kecil membaca koran. Semua orang dalam keluarga tahu persis bahwa cita-citaku adalah menjadi seorang journalist dan memiliki chanel televisi sendiri. Aku pernah menerbitkan majalah anak-anak buatanku sendiri. Bermodalkan beberapa lembar kertas HVS dan tulisan tangan, aku desain layout cover dan daftar isi. Aku tulis cerpen dan kuis ala-ala. Lalu ku pinjamkan ke teman-teman di kelas yang ingin membacanya.

Tahun 1998, aku yang masih SD menonton berita kerusuhan. Yang ada di pikiranku adalah : betapa keren dan mulianya seorang journalist yang berlarian membawa kamera di tengah kerusuhan. Menantang bahaya demi memberitakan kebenaran. Aku melihat, betapa besar peran sebuah media massa dalam menentukan peradaban dunia. Suatu saat aku akan berada di posisi itu.

“Untuk menjadi seorang journalist harus kuliah, Dek. Tidak ada yang kuliah di keluarga ini. Apalagi punya perusahaan media sendiri, modalnya berapa triliun tuh!” itulah yang pernah dikatakan saudara-saudaraku. Tetapi Papa tidak pernah membatasi keinginanku. Papa selalu menasihatiku untuk meraih mimpi dan bercita-cita tinggi. Papa sangat mendukung jika aku ingin mengenyam pendidikan tinggi.

Namun, Papa telah pergi bahkan sebelum aku lulus SMA. Karena alasan biaya, aku yang diterima di SMA favorit di Jakarta harus rela melanjutkan pendidikan di pelosok Tangerang. Walaupun akhirnya aku bisa kuliah dengan pontang-panting sambil bekerja dan mencari beasiswa, aku tetap tidak bisa menjadi journalist. Aku memilih kuliah jurusan ekonomi hanya karena biaya SKS-nya paling murah dibandingkan jurusan lain saat itu.

Jangan kecewa ya, Pa. Karena aku sama sekali tidak kecewa dengan jalan hidupku ini. Aku memang berkarir di bidang keuangan, bukan sebagai wartawan seperti yang aku mimpikan. Tetapi aku bekerja di perusahaan media nomor satu di Solo. Di era digital ini, walaupun tidak menjadi journalist, bukan berarti seseorang tidak bisa memberitakan kebenaran. Aku bisa menyeruput manis mimpiku dengan menjadi blogger dan citizen journalist di sela-sela waktu luang. Aku memang belum punya chanel televisi sendiri saat ini, tetapi aku punya chanel youtube sendiri. Lihatlah Blog Nirmala Media, Pa. Website itu punyaku, di situlah aku labuhkan mimpi-mimpiku.


2. Bijak Mengatur Uang

Banggakah Papa dengan kondisi keuanganku sekarang? Ini masih sangat jauh dari yang aku mimpikan. Tetapi setidaknya, aku sudah menjalani nasihat Papa untuk bijak mengatur uang. Aku bukan tipe wanita yang gila belanja tapi kemudian terjerat utang. Alhamdulillah,  aku hampir tidak pernah punya utang, Pa. Aku mampu membeli barang yang aku butuhkan tanpa harus berutang.

Bijak mengatur uang (foto : TKalinowski/Shutterstock)



Papa harus bangga dengan kemampuanku dalam belanja  serta mencari promo dan harga murah. Aku ini sarjana ekonomi dan pernah bekerja di retail modern nasional selama 4 tahun, Pa. Aku paham betul seluk-beluk promosi retail modern. Aku bisa membedakan mana diskon abal-abal dan mana diskon yang benar-benar banting harga. Aku tahu persis caranya memanfaatkan setiap program promosi untuk menghemat pengeluaran belanja bulanan.

Jadi, Papa tidak perlu heran lagi kalau sejak dulu aku selalu belanja di Carrefour Bintaro saat mudik ke rumah Mama di Tangsel. Ini karena Carrefour sudah terpercaya menawarkan harga murah dan promo yang menarik. Tentu Papa melihat ya, betapa Mama yang sudah berusia lebih dari 70 tahun itu sangat sumringah saat aku mengajaknya belanja di Carrefour Bintaro tahun lalu. Aku meminta Mama mengambil barang apapun yang beliau inginkan. Mama terlihat sangat bahagia. Aku juga begitu bahagia melihat Mama sebahagia itu.

Sayangnya, seperti yang aku sampaikan di awal, kondisi keuanganku saat ini masih jauh dari harapanku. Karena harapanku begitu besar, begitu tinggi. Aku ingin punya mobil yang nyaman agar bisa mengajak Mama belanja dan jalan-jalan. Aku juga ingin memiliki lebih banyak uang agar bisa mengirimkannya ke Mama lebih sering lagi. Paling tidak, aku ingin bisa mendapatkan voucher belanja dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan belanja Mama. Mama sudah sangat tua, masihkah aku punya banyak kesempatan untuk membahagiakannya?

Papa dan Mama di tahun 1960-an

Saat pertama pindah ke Solo, aku sangat bersyukur karena di Kota ini juga ada gerai Carrefour. Aku menjadi pelanggan setia Carrefour Solo, yang sekarang telah dibangun sangat megah menjadi Transmart Solo Pabelan. Aku tidak pernah ketinggalan mengikuti program promosi Tranmart Solo Pabelan ini, Pa. Mulai dari diskon, hadiah langsung, sampai program undian. Walaupun kadang belum menang, beragam hadiah pernah aku dapatkan. Belum lama ini aku mendapatkan voucher belanja senilai Rp.50.000. dari kuis di Instagram @transmartcarrefor.

Aku juga mengumpulkan struk belanja di Transmart Pabelan, termasuk struk belanja dari tenant, dan tiket wahana Trans Studio Mini. Struk belanja ini bisa digunakan untuk mengikuti aneka kegiatan seru dalam program “Gebyar Belanja & Hepi-hepi di Transmart Solo Pabelan”. Program ini berlangsung sejak tanggal 1 Juli sampai 30 September 2018. Ada lomba belanja, lomba memasak, dan kompetisi kreasi hijab. Tak ketinggalan lomba untuk anak-anak seperti lomba mewarnai dan kompetisi balita sehat.

Tersedia total hadiah ratusan juta rupiah dalam acara Gebyar Hepi Hepi di Transmart Solo Pabelan ini lho, Pa. Hadiahnya juga bermacam-macam, mulai dari voucher belanja, voucher makan, voucher main di Trans studio mini, dan ada juga voucher nonton bioskop di CGV. Selain itu, siapa tahu Tuhan sedang menjawab doaku untuk bisa punya mobil untuk Mama. Karena setiap belanja minimal dua ratus ribu di Transmart Pabelan akan mendapatkan kupon undian. Hadiah utamanya mobil, Pa! Iya, Mobil beneran!



Saat memasuki pintu utama Transmart Solo Pabelan, aku sudah bisa mencium aroma mobil merah yang terikat pita besar. Ya, mobil hadiah undian ini terpajang megah disebelah kiri pintu masuk. Warnanya merah menyala. Seolah menantangku untuk segera memilikinya. Di sekitarnya dipajang dengan manis hadiah lainnya. Ada sepeda motor, televisi, smartphone, dan kotak-kotak kado yang sangat meriah.

Tolong sampaikan pada Tuhan, Pa. Barangkali DIA berkenan memberikan aku hadiah itu. Aku telah berikhtiar dengan mengumpulkan kupon undiannya. Sekarang semua tergantung Tuhan, karena tidak ada pihak mana pun yang bisa mengatur siapa pemenang undian Gebyar Hepi Hepi ini, termasuk pihak Transmart Solo Pabelan. Semuanya akan diselenggarakan secara jujur dan transparan.

3. Mengalahkan Rasa takut



Puluhan ribu kata tidak akan cukup untuk menampung semua yang ingin ku ceritakan padamu, Pa. Aku sangat rindu masa-masa ketika kita bermain bersama. Saat Papa menggendongku duduk di atas pundak, lalu berkeliling ke sana kemari. Awalnya aku takut, apalagi tubuh Papa sangat tinggi. Tapi Papa selalu berkata padaku untuk mengalahkan rasa takut.

Aku masih sangat ingat suatu hari dimana Papa mengajak aku, Kak Yulia, dan Mama ke arena taman bermain di Ancol. Saat itu Papa mendapatkan tiket gratis dari perusahaan media yang korannya Papa jual setiap hari. Seperti dreams come true! Berlari ke sana ke mari dengan penuh semangat, aku dan Kak Yulia naik berbagai macam komidi putar, pesawat terbang mainan, kincir angin, dan memasuki istana boneka.

Lalu Papa mengajakku naik Bom-Bom Car. Sebenarnya aku enggak berani, tetapi Papa lagi-lagi mengatakan untuk mengalahkan rasa takut. Papa meyakinkan bahwa naik Bom-bom Car itu tidak seram, malah menyenangkan. Ternyata benar, naik Bom-Bom Car sangat menyenangkan ya, Pa. Awalnya aku duduk satu mobil dengan Papa, namun kemudian aku berani menyetir sendiri. Ini menjadi kenangan masa kecil yang indah bagiku bersama Papa.

Kemudian Papa mengajakku naik roller coaster. Saat itu aku benar-benar takut. Aku heran kenapa saat itu Papa sangat yakin aku berani melakukannya. Akhirnya aku berani naik roller coaster, perahu ayun, newyork swing, dan wahana yang menguji adrenalin lainnya. Aku pun tumbuh menjadi wanita pemberani.

Papa, sudah lama sekali hari itu berlalu. Hari-hari dimana aku seperti tidak kenal rasa takut. Naik wahana ekstrim, traveling sendirian, dan bertualang. Sekarang anak bungsumu ini merasa sudah tidak muda lagi. Usiaku sudah kepala tiga, Pa. Beberapa tahun lalu aku sakit lambung serius. Sakit yang sama yang dulu merenggut nyawa Papa. Penyakit ini juga pernah bikin aku terserang anxiety, cemas yang berlebihan. Bahkan, aku pernah kena panic attack saat naik kereta Solo-Jakarta. Jantung terasa mau copot dengan kaki lemas gemetaran. Kepada petugas KAI aku bilang, “rasanya kayak naik roller coaster!”. Petugas KAI menjawab, “rel-nya kereta ini lurus lho, Mbak...”

Sejak saat itu, aku tidak pernah kemana-mana lagi, Pa. Aku terkurung di dalam rasa takut, yang kadang datang tanpa sebab. Jangankan naik roller coaster betulan, naik Bom-bom Car saja aku sudah tidak berani. Bahkan pada saat hari ulang tahunku bulan Mei lalu, aku benar-benar merasa hidupku sudah semestinya berakhir. Tidak adalagi yang bisa aku lakukan dengan semua rasa takut ini. Aku sangat rindu padamu, dan ingin segera menyusulmu.

Itulah sebabnya, aku tidak pernah sekali pun mengunjungi Trans Studio Mini sebagai wahana Solo yang sangat keren di Transmart Solo Pabelan. Meskipun sering bolak-balik belanja di Transmart, meskipun lokasinya dekat, meskipun tersedia banyak wahana menarik, meskipun sekadar menemani para keponakan bermain... Aku sangat takut untuk menjejakkan kaki di Trans Studio Mini.



Jangan sedih ya, Pa. Pertolongan Tuhan selalu datang tepat waktu. Beberapa hari lalu aku diundang ke acara Blogger Gathering di Transmart Solo Pabelan. Aku berkenalan dengan orang-orang baik seperti Pak Wasino dan Pak Sandi. Mereka ini para pimpinan di bidang masing-masing di Transmart. Ada juga Kak Gilang, Kak Rika, Kak Lely, dan Kak Abi yang dengan sigap mengawal acara ini.



Aku dan teman-teman blogger diajak berdiskusi tentang program Transmart Solo Pabelan, makan siang bersama, dan belanja bersama. Ada satu kegiatan lagi yang sangat spesial bagiku, yaitu mencoba wahana Solo di Trans Studio Mini. Inilah cara Tuhan menolongku. Aku ditempatkan pada posisi di depan kereta luncur CrazyCab Coaster, salah satu wahana andalan di Trans Studio Mini.



Aku sangat takut, Pa. CrazyCab Coaster merupakan roller coaster yang lintasannya ada yang mencuat keluar gedung Red Box.  Tentu ada sensasi ruarr biasa saat kita menaikinya. Selain menukik dan meluncur, ada lintasan miring dengan tikungan tajam. Satu kali perjalanan ada 2x putaran, harga tiketnya 25 ribu rupiah. Aku tanya ke petugas berapa lama waktu perjalanan. Jawabannya adalah sekitar 30 detik.

OKE, 30 DETIK.

Aku lebih kuat dari rasa takutku. Itulah kalimat ajaib yang Papa ajarkan padaku. Aku tidak akan membiarkan rasa takut yang mengambil keputusan. Aku pasti bisa mengalahkan rasa takutku. Dengan penuh keyakinan aku melangkahkan kaki naik kereta luncur. Aku menggenggam tangan Kak Erwina yang duduk di sebelahku selama wahana Solo CrazyCab meluncur.

Berteriak sekeras-kerasnya. Nikmati adrenalin yang melonjak-lonjak. Sensasi naik CrazyCab Coaster ini bukan Cuma rahim anget aja, tapi sekujur tubuh kayak melepas beban-bebannya. Dalam setiap liukan dan kemiringannya, seolah ada beban masalah yang ditumpahkan keluar dari tubuhku. Ketika turun dari wahana Solo CrazyCab ini, aku merasa tubuhku sangat ringan, Pa. Seolah-olah semua masalah dalam hidupku sudah rontok berjatuhan.



Tadinya aku kira sudah tidak ada lagi hal menarik di dunia ini. Tadinya aku sudah sangat putus asa karena terpenjara dengan rasa takutku yang berlebihan. Dalam 30 detik selama naik CrazyCab Coaster, aku telah membuktikan bahwa aku bisa mengalahkan rasa takutku. 30 detik ini mengubah hidupku. Aku bisa melangkah dengan lebih tegap dan lebih optimis. Aku yakin bisa sembuh, Pa. Aku akan kembali menjadi wanita pemberani seperti yang pernah Kau ajarkan.

Setelah naik CrazyCab Coaster, aku sangat antusias mencoba wahana lainnya di Trans studio Mini di Transmart Solo Pabelan. Aku seperti terlahir kembali dengan semangat baru. Tentu saja, aku juga naik Bumper Car, wahana solo berupa tabrak-tabrakan mobil seperti Bom-bom Car.



Ada banyak wahana dan program menarik di Trans Studio Mini Transmart Solo Pabelan. Weekend besok ini aku akan mengajak keponakan-keponakanku di Solo bermain ke Trans Studio Mini. Tapi sebelum ke sana, aku mencari informasinya terlebih dahulu melalui akun instagram @transstudiomini_solo. Sekalian, aku juga mencari info produk yang promo di akun instagram @transmartcarrefour.



Papa... Saat menulis ini, tidak henti-hentinya air mataku mengalir. Ada pertanyaan yang terus bergaung di hatiku, bahagiakah Papa melihat kehidupanku sekarang? Puaskah Papa melihat pencapaianku saat ini? Aku merasa sangat lambat dalam menapaki tangga-tangga kehidupan. Ada saat-saat dimana aku sangat terpuruk dan berhenti melangkah. Namun ketika tersadar, aku terus melanjutkan nasihat dari Papa, pelan tapi pasti. Terimakasih telah menjadi Papaku. Semoga Papa selalu berada di tempat terbaik di sisi-NYA.

  • Share:
  • facebook

You Might Also Like

7 comments