BRI

Saldo Tabungan Hilang? Yuk, Jadi Nasabah Bijak dan Lindungi Diri dari Kejahatan Siber!

By Mayawa Gi - September 07, 2022

Nasabah Bijak dan Lindungi Diri dari Kejahatan Siber

Menjadi Nasabah Bijak merupakan keharusan agar kita dapat melindungi diri dari kejahatan siber. Seperti diketahui, pada era digital ini modus cyber crime atau kejahatan siber sangat beraneka ragam. Miris sekali kalau sampai ada banyak korban berjatuhan.

Saya pernah mengunggah video di Youtube tentang cara mengatasi saldo tabungan yang hilang di rekening bank serta bagaimana prosedur pengaduannya ke pihak otoritas. Saat itu saya mewawancara langsung bagian pelayanan pengaduan bank otoritas di Indonesia.

Di luar dugaan, video tersebut telah ditonton hampir 10 ribu kali dan mendapat ratusan komentar. Sebagian besar menulis komentar panjang lebar tentang kebingungannya saat mendapati uang yang disimpan di bank telah terkuras habis.

Ternyata, tidak sedikit orang yang mengalami saldo tabungannya di bank tiba-tiba raib. Bagaimana mungkin? Secara sistem dan prosedur, semua bank memiliki SOP yang sangat ketat.

Setiap transaksi perbankan yang terjadi telah melalui verifikasi berlapis yang dijamin keamanannya. Namun pada kenyataannya masih ada orang yang merasa dirugikan karena uangnya di rekening bank berkurang. Hilang!

Saya terketuk untuk melanjutkan misi sebagai Penyuluh Digital yang berbagi informasi serta pengalaman pribadi untuk menjadi Nasabah Bijak. Kali ini saya akan membahas penyebab saldo tabungan hilang dan cara mencegahnya.

Menjadi Nasabah Bijak, Lindungi Diri dari Kejahatan Siber

Jenis-Jenis Kejahatan Siber yang Menyebabkan Saldo Tabungan Hilang

Cyber crime atau kejahatan siber adalah aktivitas kriminal yang menggunakan teknologi digital, komputer, serta perangkat yang terhubung internet. Modus kejahatan siber seolah tidak ada habisnya. Beragam cerita dikarang dan disampaikan dengan cara yang berbeda.

Jenis-jenis cyber crime antara lain:

1. Phising, yakni mencuri informasi data pribadi dengan cara mengelabui korban melalui ajakan klik tautan palsu.

2. Spoofing, yakni penyamaran dengan mengaku sebagai pihak berwenang seperti dari bank atau pemerintah. Selain untuk mencuri data, juga dapat mengirimkan malware berbahaya ke perangkat.

3. Carding dan skimming, yaitu melakukan duplikasi kartu kredit atau debit sehingga pelaku kejahatan dapat menguras uang korban.

4. Pemalsuan identitas, yakni modus berpura-pura sebagai orang lain seperti keluarga atau teman dekat kemudian meminta data pribadi seperti password atau langsung meminta transferan uang.

5. Manipulasi, yakni menipu korban dengan skenario cerita tertentu, misalnya menang undian atau kasir minimarket yang salah kirim kode voucher.

Contoh Modus Kejahatan Siber yang Harus Diwaspadai

Salah satu contoh kejahatan siber yang marak terjadi adalah adanya pesan Whatsapp yang diterima korban dari penipu. Isi pesan tersebut mengaku bahwa pengirim adalah kasir minimarket yang salah mengirimkan kode voucher game. Sehingga meminta bantuan untuk mengirimkan kode tersebut.

Kode voucher yang dimaksud merupakan kode OTP yang dikirimkan ke SMS korban. Biasanya isi SMS tersebut berbahasa Thailand atau China sehingga korban tidak paham dan menuruti permintaan penipu. Padahal, SMS tersebut bisa jadi berisi link phising atau perintah pengambilalihan perangkat.

Contoh modus kejahatan siber lainnya adalah pesan Whatsapp yang mengaku dari customer service BRI. Pesan tersebut menyampaikan informasi palsu, yaitu kebijakan baru BRI yang akan memotong biaya administrasi sebesar Rp150 ribu setiap bulan.

Jika nasabah tidak menyetujui kebijakan tersebut, nasabah diharuskan mengisi formulir sehingga besarnya biaya admin akan kembali seperti semula. Formulir tersebut berisi data-data pribadi seperti nama lengkap, tanggal lahir, nomor rekening, PIN ATM, dan lain-lain. Padahal dengan mengisi formulir tersebut berarti nasabah telah memberi peluang penipu untuk menguras uangnya.

Nasabah Bijak dan Lindungi Diri dari Kejahatan Siber

Cara Melindungi Diri dari Kejahatan Siber Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Kejahatan telah ada sejak zaman dahulu. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, modusnya kejahatan pun semakin beraneka ragam. Sebagai nasabah bijak, kita perlu membekali diri dengan pengetahuan yang cukup untuk melindungi diri dari cyber crime.

Berikut beberapa cara melindungi diri dari kejahatan siber yang saya lakukan.

1.    Memahami SOP Perbankan

Dengan memahami SOP Perbankan, saya akan langsung mengetahui jika ada pihak yang mengaku bank meminta melakukan hal-hal di luar SOP yang berlaku. Misalnya ya, pegawai bank manapun tidak akan pernah meminta nasabah menginformasikan PIN ATM. Jika ada yang meminta PIN ATM melalui formulir yang tidak jelas, bisa dipastikan itu tindakan kejahatan.

2.    Hati-Hati Klik Tautan

Di era internet ini sangat banyak kita jumpai teman-teman membagikan link atau tautan dengan beragam tujuan. Ada yang menyebarkan informasi dari website berita, ada yang minta dukungan like di media sosial, atau ada juga yang berbagi info diskon di marketplace.

Sebagai Penyuluh Digital yang telah bertahun-tahun berkarir di internet, saya sendiri dapat membaca link atau tautan tanpa harus mengkliknya terlebih dahulu. Misalnya link dengan akhiran xyz biasanya mencurigakan. Lalu link resmi pemerintah pasti berakhiran .go.id, sedangkan untuk perusahaan besar biasanya berakhiran .co.id.

Sebaiknya kita selalu berhati-hati untuk klik tautan. Pastikan pengirim link adalah pihak terpercaya dan bisa mempertangungjawabkan perbuatannya. Perlu diingat juga untuk tidak mudah tergiur promo-promo yang bukan dari website resmi brand langsung.

3.    Selektif Memilih Mesin ATM

Mesin ATM telah dilengkapi CCTV dan fitur canggih untuk keamanan. Namun akan selalu ada celah bagi modus kejahatan. Selain pemasangan alat skimming, kejahatan lain pun bisa terjadi di lokasi mesin ATM, seperi hipnotis, manipulasi, dan lain-lain.

Supaya lebih aman, saya mengupayakan untuk transaksi melalui ATM pada satu lokasi saja. Misalnya sebelum bepergian, saya menyiapkan uang tunai yang cukup yang diambil dari mesin ATM langganan. Untuk transaksi lainnya saya lebih memilih menggunakan mobile banking.

Pilihlah mesin ATM yang lokasinya di kantor bank yang ada petugas keamanannya. Bisa juga di minimarket langganan kamu. Hindari mesin ATM di shelter yang lokasi sepi dan minim pencahayaan saat malam.

Itulah beberapa penyebab dan cara mencegah saldo tabungan hilang yang diakibatkan kejahatan siber. Jika kamu sudah terlanjur menjadi korban, sebaiknya kamu segera melapor ke kantor bank yang bersangkutan. Kumpulkan bukti serta kronologi yang lengkap.

Pihak bank akan membantu mencari tahu status transaksi yang terjadi. Jika terjadi kesalahan dari pihak bank, maka bank akan mengganti saldo rekeningmu yang hilang. Kamu juga bisa mengajukan pengaduan ke bank otoritas jika tidak menemukan solusi atas permasalahanmu dengan bank yang bersangkutan.

Ohiya, ini video yang saya ceritakan di awal tadi, ya. Semoga membantu!



  • Share:
  • facebook

You Might Also Like

0 comments